Sabtu, 07 Mei 2011

Motivasi Berkuasa

Latar Belakang
Saat ini banyak sekali kita menemukan kasus sesorang yang begitu ingin berkuasa, entah itu dalam keluarga, lingkungan rumah, bahkan negara sekalipun. Apa yang mendasari motivasi ini dan apa saja bentuknya menjadi daya tarik sendiri bagi saya untuk menulis makalah ini. Adapun makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas Psikologi & teknologi internet Universitas Gunadarma.

BAB II
Pengertian
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.


Teori Motivasi 
Banyak orang yang mencoba menjelaskan bagaimana semua motivasi bekerja. Berikut adalah beberapa diantaranya:
·        Teori Insentif. Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
·         Dorongan Bilogis. Maaf, yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk didalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
·         Teori Hirarki Kebutuhan Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
·         Takut Kehilangan vs Kepuasan. Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
·         Kejelasan Tujuan Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)
Motivsi berkuasa adalah suatu kemampuan atau kapasitas dari seseorang untuk menghasilkan (baik disadari atau tidak) pengaruh – pengaruh yang diharapkan pada perilaku atau motivasi orang lain. Motivasi berkuasa biasanya ditunjukkan dalam hal jabatan. Banyak cara melihat motivasi sesorang dalam meraih jabatan. Salah satunya, adalah orang yang banyak berbicara adalah mereka yang memiliki motivasi berkuasa.
Demikian dikemukakan oleh guru besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Tb. Zulrizka Iskandar dalam orasi yang berjudul Peningkatan Kualitas Manusia dan Masyarakat Indonesia dalam Prespektif Psikologi Sosial.  Ada beberapa ciri seseorang dikatagorikan memiliki motivasi berkuasa. Diantaranya, orang tersebut memiliki kesenangan dalam menasehati orang lain, memberikan opini dan penilaian, mencari posisi untuk memimpin dan mendominasi, berbicara lancar dan banyak bicara. ”Pada dasarnya ada dua tipe manusia yang memiliki motivasi berkuasa. Pertama tipe personal yang cenderung feodal, ingin selalu dominan, kurang tanggung jawab, dan ingin dianggap pahlawan oleh bawahannya,”ujarnya. Sedang tipe kedua adalah keleluasaan institusional. Tipe ini cenderung memiliki ciri positif. Misalnya peduli dan senang bekerja. Zulrizka mengatakan banyak faktor yang dapat menimbulkan penurunan kualitas seseorang dalam berperilaku dengan lingkungan sekitarnya akibat motivasi kekuasaan yang ia miliki. ”Adanya motiv kekuasaan mendorong tingkah laku seseorang untuk mempengaruhi orang lain dan mengendalikan lingkungannya,”katanya. Orang  ini memiliki motivasi berkuasa. Pada umumnya dia kurang matang dalam bersosialisasi dan tidak dapat mengendalikan diri. Menurutnya, untuk menjaga citra agar dapat dihargai, orang tersebut akan berharap dihargai dan dianggap oleh orang lain dan akan menjaga gengsinya. Parahnya lagi, dia akan menunjukkan perilaku konsumtif. ”Disisi lain, lingkungan masyarakat memelihara nilai yang mendorong seseorang untuk memunculkan motivasi berkuasa tipe personal dengan menghargai seseorang karena jabatannya dan kekayaan seseorang sebagai kadar keberhasilan yang kasat mata,”jelasnya. Dengan demikian, banyak masyarakat yang akan mengejar jabatan dan kekayaan dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan kekuasaan. Oleh karenanya perilaku tidak terpuji sering terlihat. Seperti konflik antar kelompok, korupsi, ingin menang sendiri, dan melakukan tindak kekerasan. Keadaan ini tentu saja kurang baik bagi perkembangan lingkungan masyarakat.
Pada dasarnya banyak yang telah dilakukan untuk menghilangkan motivasi kekuasaan negatif dalam masyarakat Indonesia. Misalnya dengan memberikan pelatihan dan training motivasi dengan biaya yang sangat mahal. ”Namun kita akui, hingga saat ini hasil yang diharapkan tidak maksimal,”imbuhnya.
Oleh karenanya, Zulriska berharap perlu ada peningkatan kualitas manusia melalui pengembangan kepribadian secara produktif, saling menghargai, dan penegakan hukum secara penuh oleh aparat hukum kepada masyarakat Indonesia secara luas.
Orang yang motif berkuasanya tinggi bercirikan:
(1)   Sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi;
(2)   Sangat peka terhadap pengaruh antar pribadi, dan kelompok;
(3)   Mengutamakan prestise;
(4)   Mengutakan tugas kerja daripada hubungan pribadi;
(5)   Suka memerintah dan mengancam dengan sanksi 
Adapun cara seseorang dalam mengekspresikan dirinya dalam motivasi ini ada beberapa jenis. Antara lain :
(1)   Dengan tindakan yang impulsive dan agresif, khususnya oleh kaum pria dari golongan ekonomi rendah.
(2)   Dengan ikut serta dalam olahraga kompetitif, seperti hoki, sepak bola, dan bola basket, terutama oleh orang – orang dari goolongan social ekonomi menengah ke bawah dan mahasiswa.
(3)   Dengan bergabung pada organisasi dan kantor saham dalam organisasi – organisasi ini.
(4)   Diantara kaum pria, dengan menjadi peminum dan dominan dalam hal seksualitas dengan perempuan.
(5)   Dengan memperoleh dan mengumpulkan barang milik seperti mobil – mobil idaman, senjata, kaset stereo yang klasik, berbagai kartu kredit, dan barang – barang lain.
(6)   Mereka berhubungan dengan orang – orang yang kurang popular dan yang mudah dikontrol karena tergantung pada dirinya untuk persahabatan itu.
(7)   Dengan memilih pekerjaan seperti mengajar, diplomat, bisnis, dan pendeta, pekerjaaan dimana orang dengan nilai tinggi percaya bahwa mereka punya kesempatan untuk mempengaruhi orang lain.
(8)   Dengan membangun dan mendisiplinkan tubuh mereka, ini merupakan cirri dari wanita karir.

BAB III
Kesimpulan
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita. Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan.
Motivasi berkuasa adalah suatu kemampuan atau kapasitas dari seseorang untuk menghasilkan (baik disadari atau tidak) pengaruh – pengaruh yang diharapkan pada perilaku atau motivasi orang lain. Orang yang motif berkuasanya tinggi bercirikan: Sangat aktif menentukan arah kegiatan organisasi; Sangat peka terhadap pengaruh antar pribadi, dan kelompok; Mengutamakan prestise; Mengutakan tugas kerja daripada hubungan pribadi;  Suka memerintah dan mengancam dengan sanksi .



DAFTAR PUSTAKA

Davis, K. & Newstrom. 1997. Organizational Behavior Human Behavior at  Work. 10th Edition. New York: The McGraw-Hill  Companies, Inc.
Djidji Suryadi dan Hartoto Hendradjaja. 2001. Kepemimpinan di alam terbuka. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H. & Konopaske, R. 2003.
Organizations Behavior  Structure Processes. Elevent Edition.  New York: McGraw-Hill Higher Education.
Herzberg, F. 1968. One more time: How Do You Motivaate
Employee?, Harvard Bussiness Review.
Hunsaker, P.L. 2001. Training in Management Skills. Upper Sadle River
New Jersey: Prentice Hall.
Maslow. A.H. 1943. A Theory of Human Motivation, Psychological Review. Vol. 50, pp. 374-396.
McGregor,D. 1957. The Human Side Enterprise. Cambridge: Massachusetts Institute of Technology, April 9.
Porter, L.W. & Lawler III, E.E. 1968. Managerial Attitudes and Performance. Homewood: The Dorsey Press & Richard D. Irwin, Inc.
Verma, V.K. (1996). The Human Aspects of Project Management  Human Resources Skills for the Project Manager. Volume

Tidak ada komentar:

Posting Komentar